Rabu, 07 Agustus 2013
Selasa, 06 Agustus 2013
Jathilan iku tarian tradhisional Jawa sing pemainé utawa panariné migunaaké jaran képang. Tarian iki ana unsur magisé amarga panariné bisa ana sing mendem. Tarian iki digelar kanthi iringan manéka alat musik gamelan kayata: kendhang, saron lan gong. Jeneng tarian iki béda-béda ing sawetara panggonan. Ing tlatah Banyumas diarani 'ebeg', ing sawetara panggonan ingJawa Tengah diarani 'jaran képang'. Tarian jathilan iki bisa madeg dhéwé lan bisa uga arupa gabungan karo tarian liya kayadéné réyog lan barongan. Sadurungé tarian iki biasa diwiwiti nganggo tetabuhan gamelan arupa: kendhang, bendhé lan kecer[1], sarta lawakan utawa dhagelan Penthul (Bancak) lan Tembem (Doyok). Ing sèsi pungkasan kerep ana penari sing nganti ngancik trance (kaya kesurupan).[2] Saliyané kanggo hiburan, tari jathilan uga biasa dianggo prosèsi ritual budaya mistis kayadéné tradhisi tolak bala ing pèrèng Gunung Merapi[3]
Jathilan Panji Banyu Seto
Seni instalasi
Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini.
Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, pooja
|
Senin, 05 Agustus 2013
PAMERAN KLIWONAN
Jumat, 24 Februari 2012
Pada tanggal 1 Desember, HMJ Kriya sukses menggelar acara pameran yang bertajuk 'Gemerlap di Hari Pasaran Kliwon'. Acara ini merupakan penggabungan pameran visual dan performance art karya tenun limbah plastik. Dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi Kriya ISI, tarian teatrikal yang menceritakan arti Pasaran Kliwon ini sukses menarik perhatian para pengunjung pameran. Selain menikmati karya indah berupa fashion tenun limbah plastik yang langsung dipakai oleh para performers, para pengunjung yang terdiri dari kalangan mahasiswa ISI dan dosen serta penikmat seni juga dapat menikmati hasil fotografi saat acara Jogja Fashion Week.
Acara dimulai pada pukul 10 pagi dan dibuka oleh Pembantu Dekan III FSR ISI Yogyakarta, Bp. Andang Suprihadi P, M.S. Begitu acara dibuka, langsung terdengar tetabuhan suara musik yang mengiringi tarian teatrikal fashion tenun Kliwonan. Di tengah aula, terdapat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang dipraktekkan oleh seorang mahasiswi. Dengan penuh semangat, para performer yang terbagi menjadi Kliwonan dan para prajurit ini menari selama empat jam penuh tanpa henti. Hal ini sangat menarik karena tentu saja performance ini sangat menyita energi. Namun, karena semangat mereka untuk memamerkan karya fashion tenun limbah yang sangat tidak biasa ini, acara ini dapat sukses.
penenun ATBM |
formasi 5 Pasaran Kliwon |
para prajurit |
sukses setelah performance art |
Walaupun terdapat beberapa kekurangan dan hal-hal yang tidak sesuai harapan, namun kami telah melakukan dengan penuh semangat dan semaksimal mungkin.Nilai kebersamaandan semangat berkesenian adalah hal penting yang dapat kami ambil dalam acara ini. Dengan beberapa kekurangan tersebut, semoga untuk acara kami selanjutnya dapat lebih sukses.Terimakasih atas segala bantuan, doa, semangat dan kerjasama dari berbagai pihak hingga dapat terselenggaranya acara ini.
Salam budaya !
MUMI KATARSIS Mengguncang Bugisan
Bebunyian gaduh dan berirama dari alat-alat musik perkusi terdengar riuh di Desa Tegalkenongo, Bugisan Selatan. Pematang sawah dan daerah sekitar rumah ketjilbergerak disulap menjadi sebuah tempat yang berbeda malam itu. Sabtu malam, 24 Maret 2012, ketjilbergerak menggelar acara ‘Pesta Rakyat ketjilbergerak’ yang merupakan acara puncak dalam rangkaian acara ‘Membatalkan Keperempuanan’.
Acara ini diramaikan oleh kedatangan masyarakat dari berbagai kalangan seperti seniman, mahasiswa, pelajar, tak ketinggalan warga sekitar. Puncak acara ini berbeda dari acara-acara sebelumnya. Tema ‘Pasar Rakyat’ yang diusung benar-benar merupakan acara yang ‘rakyat’. Melibatkan warga sekitar rumah ketjilbergerak , acara ini meriah dengan berbagai stand makanan seperti angkringan, jajanan rumahan, dan tak ketinggalan emping yang menjadi andalan dari desa ini.
Tak ketinggalan dengan para pengisi acara. Salah satu penampilnya tentu saja dari HMJ Kriya ISI Yogyakarta. Kesempatan yang diberikan oleh ketjilbergerak ini tentu saja membuat kami untuk bersemangat memberikan performance yang maksimal.
‘Mumi Katarsis: Batal Jadi Perempuan’ adalah tema dari penampilan HMJ Kriya ISI kali ini. Dengan konsep ala Mesir Cleopatra, para laki-laki diubah menjadi perempuan, begitu sebaliknya. Mulai dari jam dua siang, para penampil sudah bersiap di kampus untuk make up. Dandanan perempuan cantik yang dipoleskan pada wajah-wajah maskulin anak-anak laki-laki berpadu dengan para performers perempuan yang berubah menjadi gahar karena make up laki-laki.
Sampai di venue, kami segera bersiap. Di tempat transit yang terletak di belakang rumah ketjilbergerak, performers dibantu oleh kru memakai kostum buatan kami sendiri, batik ciprat penuh warna. Pukul 19.30 WIB, setelah mc meneriakkan nama HMJ Kriya ISI , performes yang sudah tak sabar untuk tampil segera memasuki pematang sawah yang diubah menjadi panggung. Begitu terdengar suara tabuhan rebana dan jimbe ,tarian pun dimulai. Efek lighting yang denga apiknya menyorot performance HMJ Kriya ISI serta sorak-sorai dari para penonton seketika membuat penampilan semakin memanas. Tepuk tangan yang riuh, suara tawa, dan teriakan dari penonton menutup penampilan dengan sempurna. Kami sukses menghibur para penonton malam itu.
Terimakasih kepada ketjilbergerak atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Dengan tampilnya kami di acara Pesta Rakyat ini, kami berharap lebih banyal lagi orang yang mengenal dunia kriya. Tak lupa juga kepada mahasiswi pertunjukan ( tari dan teater). Serta kepada semua orang yang terlibat dalam proses acara ini sehingga dapat sukses meramaikan acara kejilbergerak. Terima kasih terima kasih terima kasih.
Bermain Bersama Anak-anak Panti
Bermain Bersama Anak-anak Panti
Serangkaian dalam acara amal untuk panti asuhan, Minggu 18 Maret kemarin, HMJ Kriya beraksi menghibur anak-anak Panti Asuhan Amanah Imogiri dalam rangka peresmian masjid dan perpustakaan.
Kostum warna-warni batik ciprat hasil buatan para mahasiswa kriya dikenakan anggun olah para performers yang menarikan tarian ala Mesir. Dengan tabuhan musik yang menggema di seisi panti asuhan, mahasiswa kriya yang notabene bukan seniman tari bergoyang untuk menghibur teman-teman panti asuhan.
Walaupun pada awalnya terlihat sedikit canggung, tetapi tak lama kemudian suasana memanas . Orang-orang yang terdiri dari anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu terlihat bersemangat menikmati penampilan HMJ Kriya pagi itu.
Terlebih lagi saat seorang bapak ikut bergoyang, suasana menjadi lebih mencair. Anak-anak pun ikut menari mengikuti gaya para penari.
Kesuksesan acara ini bukanlah sesuatu yang instan. Proses yang dijalani oleh para mahasiswa juga patut diperhitungkan. Tidak mudah mengumpulkan mahasiswa untuk berkumpul dan berkomitmen untuk ikut serta dalam acara HMJ Kriya kali ini. Berbagai kesulitan pun akhirnya dapat diatasi dan dengan bersemangat, dan tidak lupa dengan bantuan 3 mahasiswi seni tari sebagai koreografer , teman-teman dapat menampilkan yang terbaik.
Sebagai mahasiswa seni rupa, mungkin terkesan aneh karena HMJ Kriya lebih sering melakukan performance daripada pameran kriya. Namun disinilah kelebihannya. Di samping melakukan performance art, HMJ Kriya juga menampilkan karyanya sekaligus. Kostum dan berbagai perlengkapan, semua adalah hasil karya kriya mahasiswa. Dan HMJ Kriya patut berbangga karena hal ini. Jadi dapat dikatakan, performance art sebagai salah satu untuk unjuk karya.
Selesai menghibur penghuni panti asuhan, tanggal 22 April HMJ akan berkolaborasi dengan anak-anak panti, menampilkan sesuatu yang berbeda. Setelah workshop tekstil dan keramik, performance Minggu kemarin, tanggal 22 April besok adalah acara terakhir dalam rangkaian acara Art for Charity yang dilakukan oleh HMJ Kriya ISI Yogyakarta.
Tidak lupa, tanggal 24 Maret besok, HMJ Kriya dipercaya untuk mengisi acara rangkaian pameran Ketjilbergerak 'Membatalkan Keperempuanan'. Untuk itu, kami akan terus bersemangat berkarya dan menampilkan semaksimal mungkin kemampuan kami. Terimakasih. Semangat !
ART FOR CHARITY
ART FOR CHARITY
Vakum selama dua bulan, kali ini HMJ Kriya ISI kembali melancarkan aksinya. Pada tanggal 26 Februari 2012 kemarin, HMJ Kriya ISI menghibur sekaligus mengisi workshop tekstil dan keramik di Panti Asuhan Amanah Imogiri, Bantul.
Begitu diundang oleh pihak panti untuk menghibur anak-anak panti, kami sangat antusias sekali. Dengan latar belakang seni yang kami miliki, kami sangat semangat untuk membagi ilmu dengan mereka.
Dengan berbagai persiapan, pada Minggu pagi tanggal 26 Februari kami semangat berangkat ke Panti Asuhan Amanah. Dan ternyata, banyak mahasiswa yang ingin ikut berpartisipasi dalam acara ini. Kurang lebih sebanyak 35 personil dari kriya yang berangkat untuk bertemu dengan anak-anak panti asuhan.
Walaupun ternyata terdapat sedikit miss comunication dengan pihak panti , namun kami dapat mengatasinya. Sesampainya di sana, kami disambut dengan keceriaan anak-anak panti asuhan. Dan itu kembali membangkitkan semangat kami untuk acara ini.
Setelah berbagai sambutan dari pihak kami selaku utusan dari Kriya ISI dan dari pihak panti, acara pun dimulai. Sedikit hiburan dengan tarian poki-poki, workshop tekstil dan keramik dimulai. Let's have fun kids :D
Peserta workshop adalah anak-anak dari usia empat-lima belas tahun dan terbagi menjadi peserta workshop tie-dye dan keramik. Dengan tentor dari kami, mereka sangat bergembira. Bermain tanah, membentuk nya dalam rupa hewan, tumbuhan bahkan makhluk fantasi mereka. Begitu juga dengan workshop tekstil. Kami sengaja memberi materi tie-dye karena selain mudah untuk mereka, juga dapat bermain warna. Setelah dijahit dengan tusuk jelujur, ditali dengan rafia, mereka bebas untuk memberi warna. Mereka tidak takut kotor dan berani mengekspresikan apapun yang ada dalam diri mereka. Dan keceriaan muncul dari wajah-wajah polos mereka. Itu yang paling penting.
Diselingi dengan berbagai senda gurai, akhirnya workshop pun usai. Namun ini belum berakhir karena masih ada beberapa rangkaian acara untuk mereka di panti asuhan. Setelah workshop ini, kami akan mengunjungi mereka dalam waktu dekat ini.
Beramal tidak harus dengan materi. Apapun dapat kita berikan untuk menghibur mereka dan tidak terukur dengan seberapa mahal atau murahnya itu. Kami mempunya modal berupa seni dan itu dapat kita berikan untuk mereka. Seni sebagai sarana beramal, itulah pesan yang ingin kami bagikan. Tidak melulu harus dengan berpameran, anak seni juga harus berbagi kepada sesama. Berbagi ilmu, berbagi keceriaan dan berbagi kebersamaan.
Salam budaya !
:)
Ratu Adil
Salah satu frasa yang paling populer dari ranah bahasa Jawa adalah frasa satrio piningit dan Ratu Adil. Frasa tersebut sering disebut dalam karya-karya sastra Jawa lama hingga menjadi perbincangan di warung-warung kopi. Ratu Adil sendiri merupakan tokoh eskatologis tradisional penegak keadilan yang kedatangannya senantiasa didambakan[1].
Pembicaraan Ratu Adil tersebut tidak lepas dari ramalan-ramalan Raja Jayabaya, Raja Kediri yang memerintah antara tahun 1135 sampai 1157. Ia meramalkan jikalau Pulau Jawa akan mengalami masa kekacauan, tetapi akhirnya akan dibawa ke kebesaran baru oleh sang Ratu Adil Herucakra[2]. Ramalan-ramalan ini dalam abad XIX mempunyai pengaruh besar atas kesadaran politik di Jawa dan berulang-ulang terjadi pemberontakan-pemberontakan kecil di bawah pemimpin-pemimpin yang menganggap diri sebagai Ratu Adil[3].
Dambaan terhadap datangnya Ratu Adil ini tidak hanya hidup pada masyarakat Jawa. Hampir semua agama dan aliran kepercayaan terdapat konsepsi tentang milenarisme layaknya Ratu Adil, seperti Imam Mahdi (Islam), Mesiah (Nasrani), Cargo(Papua Nugini), dan ajaran tentang Catur Yoga (Buddha). Pada umumnya kepercayaan ini muncul manakala sebuah kelompok masyarakat ditimpa gejolak-gejolak dan bencana, yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan pada masyarakat. Akibatnya, mereka merindukan datangnya masa lalu yang penuh dengan keindahan, kemakmuran, kejayaan dan keadilan[4]. Atau bahkan mereka menantikan sang juru selamat yang akan membawa masyarakat tersebut pada keselamatan dan kejayaan.
Ratu Adil, Antara Gerakan dan Pemberontakan
Bagi mistikus Jawa, model jagat gedhe (makrokosmos) tampil sebagai sebuah paradigma bagi manusia, si jagat cilik (mikrokosmos). Jika manusia tunduk pada “Tuhan” dan mempraktikkan mistisisme dengan tekun atau menunaikan kewajiban agamanya dengan taat untuk tujuan itu, keselarasan mereka dengan eksistensi yang lebih tinggi akan membuahkan kondisi moral dan material yang bermanfaat di dunia ini. Begitupun sebaliknya, suatu masyarakat yang tertib, adil, dan makmur menunjukkan hubungan yang harmonis dengan alam dan kodrati[5].
Keharmonisan itu dapat dicapai jika dari Raja, sebagai orang yang memusatkan suatu takaran kosmis pada dirinya, mengalir ketenangan dan kesejahteraan ke daerah sekeliling. Tidak ada musuh dari luar atau kekacauan dari dalam karena kekuasaan yang berpusat dalam penguasa sedemikian besar, sehingga semua faktor yang bisa mengganggunya, seakan-akan telah dikeringkan (Magnis-Suseno, 2003: 100).
Jika seorang Raja atau pemimpin tidak mampu membawa ketenteraman dan kejayaan maka dianggap ia belum sepenuhnya menguasai kekuatan-kekuatan kosmis. Akibatnya pasti akan terjadi banyak kekacauan dan huru hara. Peristiwa-peristiwa kekacauan ini juga dapat merupakan alamat bahwa masyarakat menghadapi suatu masa kekacauan politis, suatu gangguan kosmis yang oleh orang Jawa disebut zaman edan (zaman gila). Pada zaman edan inilah, seorang Ratu Adil diharapkan muncul untuk membawa masyarakat pada keadaan tata tentrem kerta raharja[6].
festival kesenian islami, Masjid Komaruddin
Jathilan Panji Banyu Seto |
Jathilan Panji Banyu Seto
Dalam perkembangan ditengah pesatnya kemajuan di berbagai aspek kehidupan, keindahan tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sedangkan The Liang Gie berpendapat bahwa jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan, 2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi :
a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb. contohnya : gamelan dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang)
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan, kebijakan dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang kulit, wayang orang dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, seperti : musik kontenporer, tari kontenporer, dan seni rupa kontenporer. (seni pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya)
f. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
g. Fungsi Kesehatan (terapi)
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.
Minggu, 04 Agustus 2013
Langganan:
Postingan (Atom)