Minggu, 04 Agustus 2013

SANGGAR WAWAN SONDAKAN, DEMI WAYANG YANG TAK SEKADAR WAYANG

Wayang tak hanya sekedar benda mati atau hiasan. Lebih dari itu, wayang merupakan penyampai pesan kebaikan. Filosofi itu membuat Hernot Sarwani menaruh rasa cinta terhadap kesenian itu hingga pada tahun 1990 ia membuka usaha pembuatan wayang kulit yang saat ini bernama Sanggar Wayang Wawan Sondakan.

Kecintaannya pada wayang, membuat Hernot Sarwani mengabaikan background kuliahnya yakni pertanian, dan lebih memilih membuka sanggar wayang kulit sejak 23 tahun lalu..
Usaha itu pertama kali dirintis Wawan, panggilan akrabnya, di Yogyakarta dan baru pindah ke Jl Parangklithik I No 19, RT 03/05, Sondakan, Solo setelah beberapa tahun di sana. “Kecintaan pada wayang sudah ada sejak SMP dan semakin dewasa semakin tahu fungsi wayang yang ternyata juga mengajarkan kebenaran, bahkan lintas agama,” kata pria 48 tahun itu. Kini, berbekal ilmu yang pernah didapatnya waktu remaja dari tempat kerjanya, Wawan bisa melayani pembuatan segala macam tokoh wayang dengan berbagai variasi bahan, ukuran, dan harga.

Soal macamnya, wayang buatan Wawan dibagi menjadi dua jenis yakni wayang Solo dan Yogyakarta. “Kalau dari segi bentuknya, wayang kulit Solo dan Yogyakarta sama, tapi soal ukuran wayang Yogyakarta lebih besar jadi lebih mahal,” kata bapak empat anak itu. Selain besar kecilnya ukuran, lanjut Wawan, bahan yang digunakan serta jumlah pesanan juga mempengaruhi harga yang ditawarkan.

Saat ini untuk satu tokoh wayang dengan bahan biasa, Wawan membandrol harga dengan kisaran Rp600.000 hingga Rp800.000, sedang wayang dengan cat emas atau prada emas Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000. “Sulitnya mencari tanduk kerbau sebagai bahan membuat gapit (pegangan wayang.red) dan cat atau prada emas saat ini membuat harga wayang juga harus ikut naik beberapa bulan ini,” kata Wawan. Walaupun bahan semakin sulit dicari, imbuhnya, ia tetap masih bisa menerima pesanan bahkan satu set wayang sekalipun.

Sesuai pola tokoh wayang yang dipesan, Wawan dibantu 10 karyawannya memahat kulit kerbau kering. Hasil pahatan itu kemudian dicat dan dipasang tangkai khusus yang terbuat dari tanduk kerbau bule.
Pembuatan satu set wayang buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan bisa memakan waktu enam bulan hingga satu tahun tergantung pesanan. Satu set wayang itu dipatok dengan harga ratusan juta tergantung kualitas. “Kalau hanya satu tokoh wayang, pembuatannya bisa selesai hanya dalam hitungan hari,” imbuh Wawan. Saat ini dibantu dengan delapan hingga 12 tenaga lepasnya, dalam seminggu rata-rata ia bisa membuat 12 tokoh wayang kualitas biasa dengan omzet bulanan mencapai puluhan juta.

Proses rumit

Wayang kulit buatan Wawan harganya variatif, mulai dari Rp600.000 hingga jutaan rupiah tergantung dari ukuran dan bahan pewarna. Yang paling mahal menggunakan cat prada mas atau campuran emas sekitar Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000.
Proses pembuatan wayang kulit terbilang rumit. Kulit kerbau dibeli Wawan dari Sukoharjo, kemudian ia pahat sesuai blak atau pola tokoh wayang yang dipesan. Sebelum dicat, wayang kulit setengah jadi itu didiamkan hingga sekitar dua minggu agar minyak dari kulit kerbau itu hilang. Proses selanjutnya yakni penyunggingan atau pengecatan. Untuk pengecatan wayang biasa menggunakan campuran cat tembok dan pigmen sablon, khusus cat prada mas menggunakan campuran emas. Terakhir, wayang yang sudah jadi dipasangi gapit atau tangkai dari tanduk kerbau bule.

Pembeli wayang kulit buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan kebanyakan datang dari penggemar wayang dan beberapa dalang dari Solo dan Yogyakarta. “Dalang dari Solo seperti Purba Asmara dan Almarhum Sri Joko Raharjo pernah membeli satu set wayang di sini. Kalau dari Yogyakarta ada Seno Nugroho, Sutikno dan beberapa dalang lain,” ungkapnya.

Wayang kulit buatan Wawan harganya variatif, mulai dari Rp600.000 hingga jutaan rupiah tergantung dari ukuran dan bahan pewarna. Yang paling mahal menggunakan cat prada mas atau campuran emas sekitar Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000.
Selain itu, Wawan juga memanfaatkan jaringan pertemanan dengan hasilnya ada beberapa teman yang membeli wayang kulit buatannya dan dibawa hingga ke Amerika dan Perancis. Wawan juga memanfaatkan media sosial sebagai media promosinya. Produk wayang kulit Sanggar Wayang Wawan Sondakan bisa dilihat di facebook dengan nama akun “Wayang Surakarta” atau akun pribadinya “Hernot Sarwani”.

SANGGAR WAWAN SONDAKAN, DEMI WAYANG YANG TAK SEKADAR WAYANG 10 JUNE 2013 BY RIZKI BUDI PRATAMA IN SENI TAGGED: SANGGAR WAYANG, UKM SOLO Wayang tak hanya sekedar benda mati atau hiasan. Lebih dari itu, wayang merupakan penyampai pesan kebaikan. Filosofi itu membuat Hernot Sarwani menaruh rasa cinta terhadap kesenian itu hingga pada tahun 1990 ia membuka usaha pembuatan wayang kulit yang saat ini bernama Sanggar Wayang Wawan Sondakan. Kecintaannya pada wayang, membuat Hernot Sarwani mengabaikan background kuliahnya yakni pertanian, dan lebih memilih membuka sanggar wayang kulit sejak 23 tahun lalu. Foto ini diambil Jumat (15/3/2013). Usaha itu pertama kali dirintis Wawan, panggilan akrabnya, di Yogyakarta dan baru pindah ke Jl Parangklithik I No 19, RT 03/05, Sondakan, Solo setelah beberapa tahun di sana. “Kecintaan pada wayang sudah ada sejak SMP dan semakin dewasa semakin tahu fungsi wayang yang ternyata juga mengajarkan kebenaran, bahkan lintas agama,” kata pria 48 tahun itu. Kini, berbekal ilmu yang pernah didapatnya waktu remaja dari tempat kerjanya, Wawan bisa melayani pembuatan segala macam tokoh wayang dengan berbagai variasi bahan, ukuran, dan harga. Soal macamnya, wayang buatan Wawan dibagi menjadi dua jenis yakni wayang Solo dan Yogyakarta. “Kalau dari segi bentuknya, wayang kulit Solo dan Yogyakarta sama, tapi soal ukuran wayang Yogyakarta lebih besar jadi lebih mahal,” kata bapak empat anak itu. Selain besar kecilnya ukuran, lanjut Wawan, bahan yang digunakan serta jumlah pesanan juga mempengaruhi harga yang ditawarkan. Saat ini untuk satu tokoh wayang dengan bahan biasa, Wawan membandrol harga dengan kisaran Rp600.000 hingga Rp800.000, sedang wayang dengan cat emas atau prada emas Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000. “Sulitnya mencari tanduk kerbau sebagai bahan membuat gapit (pegangan wayang.red) dan cat atau prada emas saat ini membuat harga wayang juga harus ikut naik beberapa bulan ini,” kata Wawan. Walaupun bahan semakin sulit dicari, imbuhnya, ia tetap masih bisa menerima pesanan bahkan satu set wayang sekalipun. Sesuai pola tokoh wayang yang dipesan, Wawan dibantu 10 karyawannya memahat kulit kerbau kering. Hasil pahatan itu kemudian dicat dan dipasang tangkai khusus yang terbuat dari tanduk kerbau bule. Pembuatan satu set wayang buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan bisa memakan waktu enam bulan hingga satu tahun tergantung pesanan. Satu set wayang itu dipatok dengan harga ratusan juta tergantung kualitas. “Kalau hanya satu tokoh wayang, pembuatannya bisa selesai hanya dalam hitungan hari,” imbuh Wawan. Saat ini dibantu dengan delapan hingga 12 tenaga lepasnya, dalam seminggu rata-rata ia bisa membuat 12 tokoh wayang kualitas biasa dengan omzet bulanan mencapai puluhan juta. Proses rumit Wayang kulit buatan Wawan harganya variatif, mulai dari Rp600.000 hingga jutaan rupiah tergantung dari ukuran dan bahan pewarna. Yang paling mahal menggunakan cat prada mas atau campuran emas sekitar Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000. Proses pembuatan wayang kulit terbilang rumit. Kulit kerbau dibeli Wawan dari Sukoharjo, kemudian ia pahat sesuai blak atau pola tokoh wayang yang dipesan. Sebelum dicat, wayang kulit setengah jadi itu didiamkan hingga sekitar dua minggu agar minyak dari kulit kerbau itu hilang. Proses selanjutnya yakni penyunggingan atau pengecatan. Untuk pengecatan wayang biasa menggunakan campuran cat tembok dan pigmen sablon, khusus cat prada mas menggunakan campuran emas. Terakhir, wayang yang sudah jadi dipasangi gapit atau tangkai dari tanduk kerbau bule. Pembeli wayang kulit buatan Sanggar Wayang Wawan Sondakan kebanyakan datang dari penggemar wayang dan beberapa dalang dari Solo dan Yogyakarta. “Dalang dari Solo seperti Purba Asmara dan Almarhum Sri Joko Raharjo pernah membeli satu set wayang di sini. Kalau dari Yogyakarta ada Seno Nugroho, Sutikno dan beberapa dalang lain,” ungkapnya. Wayang kulit buatan Wawan harganya variatif, mulai dari Rp600.000 hingga jutaan rupiah tergantung dari ukuran dan bahan pewarna. Yang paling mahal menggunakan cat prada mas atau campuran emas sekitar Rp1.500.000 hingga Rp4.000.000. Selain itu, Wawan juga memanfaatkan jaringan pertemanan dengan hasilnya ada beberapa teman yang membeli wayang kulit buatannya dan dibawa hingga ke Amerika dan Perancis. Wawan juga memanfaatkan media sosial sebagai media promosinya. Produk wayang kulit Sanggar Wayang Wawan Sondakan bisa dilihat di facebook dengan nama akun “Wayang Surakarta” atau akun pribadinya “Hernot Sarwani”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar