Rabu, 11 Desember 2013

Om Ambyar Binangun



Awal Kurang Fales
Om Ambyar Binangun,

Mari Hubungi segera untuk meramaikan acara apapun. langsung ke inbox kamiAmbyar Binangun

Sabtu, 05 Oktober 2013

ABTV



ABTV merupakan program acara untuk meninformasikan kegiatan Ambyar Binangun beserta para divisi lainnya. namun program ini akan di launcingkan pada tahun 2014 yang akan datang. semoga kehadiran ABTV bisa memberi informasi tentang seni dan kultur budaya yang ada di negri kita yaitu Indonesia. 

Minggu, 15 September 2013

KUDA LUMPING

Dikenal juga sebagai Jaran KepangJaran Dor atau Kuda Lumping di daerah lain,Jathilan adalah sebuah seni pertunjukan yang berkembang luas di berbagai penjuruYogyakarta. Dengan anyaman bambu yang dibuat menyerupai kuda, Jathilandipertunjukkan umumnya pada siang dan sore hari oleh sekelompok seniman yang terdiri dari penari dan penggamel (pemain gamelan).
Dahulu, Jathilan merupakan sebuah tarian ritual untuk memeanggil roh kuda dan meminta keamanan desa serta keberhasilan panen. Menurut perannya dalam masyarakat Jawa, kuda melambangkan kekuatan, kepatuhan, dan sikap pelayanan dari kelas pekerja. Hal inilah yang menginspirasi seluruh pertunjukanJathilan yang menempatkan penari dengan kuda-kudaan sebagai pusat perhatian.
jatilan, jathilan
Penari Jathilan
Pada awal perkembangannya, satu kelompok penari Jathilan terdiri dari dua peran, yaitu penari kuda dan pria dengan cemeti. Meski begitu, seni Jathilan yang dimainkan dalam berbagai pertunjukan resmi saat ini sudah mengadopsi beberapa perubahan mendasar pada kostum, jumlah penari, maupun detil gerakannya.
Jalan cerita utama dalam seni Jathilanmerefleksikan berbagai problematika yang timbul dalam hubungan antara masyarakat kelas atas dan kaum pekerja. Kelas pekerja yang diwakili para penari kuda digambarkan tanpa aturan, tak henti-henti bergerak; pacak golu(Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan), siring (bergeser kesamping dengan setengah berlari), njondil (melompat), berguling, bahkan sampai kerasukan.
jatilan, jathilan
Penari Jathilan
Di sekitarnya, pria dengan cemeti selalu mengawasi segala tindakan para kuda. Mereka digambarkan sebagai tokoh yang lebih sedikit jumlahnya, tidak urakan, dan memiliki otoritas. Kesan arogan dan datar tanpa basa basi dimunculkan oleh dominasi warna merah menyala dan hitam pada riasan wajah dan pakaiannya. Tokoh ini bergerak memutar mengelilingi penari kuda di tengah arena yang “keasyikan” mengikuti musik. Sesekali melecutkan cemeti untuk memperingatkan penari kuda jika mereka bertindak “kebablasan”.
Sebagai cerminan bahwa kesenian ini berasal dan berkembang di kalangan bawah, kesan minimal juga terpancar dari kelompok musik pengiringnya. Jika diperhatikan, bunyi-bunyian yang dihasilkan terasa datar dan monoton. Namun itu bukan tanpa maksud. Selain ingin menghadirkan kesan magis, hal itu melambangkan keseharian kaum pekerja kelas bawah yang dipenuhi rutinitas.
jatilan, jathilan
Penari Jathilan
Kelompok penggamel hanya terdiri dari beberapa orang yang memainkan satu set gamelan sederhana yang terdiri dari masing-masing satu saron, kendang, gong, dan kempul. Secara umum, Jathilan di Yogyakartatidak mengalami perubahan mendasar dari segi musik pengiring. Kesan irama bertempo statis dengan sedikit variasi “lonjakan” di sana sini tetap dipertahankan.
Saat irama pengiring merangkak naik, penari kuda terlihat semakin liar dan tidak terkontrol. Pada klimaks pertunjukan ini, tak jarang mereka terlihat kerasukan. Inilah fase yang ditunggu-tunggu para penonton. Saat inilah para penari kuda mempertunjukkan atraksi ala Debus Banten. Mereka seperti diluar kesadaran saat makan beling, mengupas kelapa dengan gigi mereka, memecahkan tempurungnya dengan dahi, lalu meminum airnya. Tak jarang, mereka juga makan bunga-bunga persembahan dan minum air mentah dari ember seperti layaknya seekor kuda.
Di akhir pertunjukan, alunan gamelan kembali ke tempo semula seiring sang pria bercemeti memainkan fungsinya sebagai penyembuh. Dia mendekap orang yang kesurupan, membaca mantra-mantra, dan menyemburnya dengan air. Seketika si penari kesurupan mengejang, lalu kembali sadar seolah tidak tahu kegilaan apa yang dia lakukan sebelumnya.

Perupa Jogja, Yaksa Agus





Reporter : Jogjanews.com - Perupa Jogja, Yaksa Agus sejak Sabtu (17/8) hingga Sabtu (31/8) memamerkan belasan karya seni lukisnya dalam Pameran Tunggal “Maaf:Sorry” di ruang pameran Tembi Rumah Budaya. Selain memamerkan karya lukis tunggal, Yaksa Agus juga memamerkan karya-karya lukis berseri. Yaksa Agus mengatakan Pameran Tunggal “MAAF:Sorry” menjadi upaya dirinya menandai atau merespon suasana lebaran dimana banyak orang untuk saling mengucapkan maaf. Tapi sebenarnya Pada Dasarnya tidaklah melulu karya-karya mendadak membuuat ilustrasi dari diskripsi kata Maaf. “Akan tetapi serangakaian karya-karya dapat di ikat dalam tajuk MAAF dari sudut pandang berbeda,” kata Yaksa Agus kepada Jogjanews.com, Selasa (27/8). Menurut Yaksa Agus, makna Kata ‘maaf’ bagi dirinya adalah Kembali melongok masa yang telah lalu, tentunya banyak sekali kekurangan, kesalahan. Dari hal itulah Yaksa berupaya kembali, dalam arti memaafkan dirinya sendiri. Salah satui lukisan berseri yang dipamerkan Yaksa Agus adalah tiga karya berjudul Kampung Halaman 1, 2 dan 3 dengan ikon pohon beringin yang disimbolkan sebagai kata ‘ingin’ yang berarti dirinya ingin kembali dalam suasana yang teduh dan fleksibel. “Seperti pohon beringin, bisa hidup dimana saja, dan justru menghidupkan mata air atau sumur-sumur menjadi lebih banyak airnya,” terang Yaksa Agus yang mempersiapkan pameran selama enam bulan meski diakuinya, banyak halangan terjadi selama proses persiapan pameran ini. Bagi Yaksa Agus, pameran tunggal “Maaf:Sorry” memiliki makna yang sangat dalam tidak sekedar mengaitkannya dengan lebaran yang menjadi momentum untuk saling bermaaf-maafan.Tapi pameran ini menjadi ungkapan kata ‘maaf’ Yaksa Agus kepada publik seni rupa. “Di mana saya sering berpraktek selain berkarya seni, juga jadi MC di pameran-pameran walau sering gratisan tapi sering dituduh numpang eksis di acara orang,” kata Yaksa Agus. Bagi Yaksa Agus, pameran tunggal “Maaf:Sorry” ini juga menjadi ajang pamit bagi dirinya untuk tidak lagi terlibat dalam kepanitiaan,organisasi hingga kalau bisa dalam praktek penulisan atau kuratorial pameran. “Di mana saya sering berpraktek selain berkarya seni, juga jadi MC di pameran-pameran walau sering gratisan tapi sering dituduh numpang eksis di acara orang,” kata Yaksa Agus. “Dari situlah saya, melalui Pameran ini mohon maaf, untuk pamit tidak terlibat dalam kepanitiaan, organisasi, hingga kalau bisa tidak menulis atau mengkurasi,” tambah Yaksa Agus yang mengakui sampai saat ini, ia sudah terlanjur memiliki event pameran seni rupa yang harus ia tulis atau kurasi higga pertengahan 2014. - See more at: http://jogjanews.com/pameran-tunggal-maafsorry-yaksa-agus-pameran-pamitan-yaksa-agus#sthash.GvVnjeo9.dpuf

MUMI KATARSIS Mengguncang Bugisan


MUMI KATARSIS Mengguncang Bugisan

Bebunyian gaduh dan berirama dari alat-alat musik perkusi terdengar riuh di Desa Tegalkenongo, Bugisan Selatan. Pematang sawah dan daerah sekitar rumah ketjilbergerak disulap menjadi sebuah tempat yang berbeda malam itu. Sabtu malam, 24 Maret 2012, ketjilbergerak menggelar acara ‘Pesta Rakyat ketjilbergerak’ yang merupakan acara puncak dalam rangkaian acara ‘Membatalkan Keperempuanan’.


Acara ini diramaikan oleh kedatangan masyarakat dari berbagai kalangan seperti seniman, mahasiswa, pelajar, tak ketinggalan warga sekitar. Puncak acara ini berbeda dari acara-acara sebelumnya. Tema ‘Pasar Rakyat’ yang diusung benar-benar merupakan acara yang ‘rakyat’. Melibatkan warga sekitar rumah ketjilbergerak , acara ini meriah dengan berbagai stand makanan seperti angkringan, jajanan rumahan, dan tak ketinggalan emping yang menjadi andalan dari desa ini.


Tak ketinggalan dengan para pengisi acara. Salah satu penampilnya tentu saja dari HMJ Kriya ISI Yogyakarta. Kesempatan yang diberikan oleh ketjilbergerak ini tentu saja membuat kami untuk bersemangat memberikan performance yang maksimal.


‘Mumi Katarsis: Batal Jadi Perempuan’ adalah tema dari penampilan HMJ Kriya ISI kali ini. Dengan konsep ala Mesir Cleopatra, para laki-laki diubah menjadi perempuan, begitu sebaliknya. Mulai dari jam dua siang, para penampil sudah bersiap di kampus untuk make up. Dandanan perempuan cantik yang dipoleskan pada wajah-wajah maskulin anak-anak laki-laki berpadu dengan para performers perempuan yang berubah menjadi gahar karena make up laki-laki.


Sampai di venue, kami segera bersiap. Di tempat transit yang terletak di belakang rumah ketjilbergerak, performers dibantu oleh kru memakai kostum buatan kami sendiri, batik ciprat penuh warna. Pukul 19.30 WIB, setelah mc meneriakkan nama HMJ Kriya ISI , performes yang sudah tak sabar untuk tampil segera memasuki pematang sawah yang diubah menjadi panggung. Begitu terdengar suara tabuhan rebana dan jimbe ,tarian pun dimulai. Efek lighting yang denga apiknya menyorot performance HMJ Kriya ISI serta sorak-sorai dari para penonton seketika membuat penampilan semakin memanas. Tepuk tangan yang riuh, suara tawa, dan teriakan dari penonton menutup penampilan dengan sempurna. Kami sukses menghibur para penonton malam itu.

Terimakasih kepada ketjilbergerak atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Dengan tampilnya kami di acara Pesta Rakyat ini, kami berharap lebih banyal lagi orang yang mengenal dunia kriya. Tak lupa juga kepada mahasiswi pertunjukan ( tari dan teater). Serta kepada semua orang yang terlibat dalam proses acara ini sehingga dapat sukses meramaikan acara kejilbergerak. Terima kasih terima kasih terima kasih.
Semangat !

BERKILAUAN di HARI PASARAN KLIWON PROJECT







Oleh : Alexander Waskito . P – Mahasiswa Kriya ISI Yogyakarta 2007


Kami selaku HMJ kriya ISI Yogyakarta, ingin mengadakan sebuah acara sekaligus pameran, Yang akan kami kemas dengan cara yang berbeda. Acara yang kami adakan ini diberi nama “Berkilauan di Hari Pasaran Kliwon Project”. Isi acara tersebut adalah Pameran kostum Nogo dino yang akan di display dalam bentuk performance oleh teman-teman HMJ Kriya. Lalu ada workshop daur ulang sampah, yang nantinya akan diarahkan menjadi bentuk produk yang dapat dijual, dan yang terkhir adalah acara bazaar barang-barang seni, kriya dan kerajinan.

Tema yang kami angkat dalam acara ini adalah Barkilau dihari Pasaran Kliwon , alasan mengapa tema ini yang kami angkat. Dikarenakan dari sebuah obrolan yang menarik tentang hari pasaran ( Nogo Dino). Ada lima hari pasaran yang dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat jawa. Nama hari pasaran tersebut adalah Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing.

Dari obrolan tersebut kami menemukan sesuatu dari konsep Nogo Dino. Kami menemukan bahwa konsep Nogo dino itu adalah sebuah “kitab” ilmu pengetahuan yang diwariskan oleh nenek moyang untuk anak cucunya. Kitab tersebut tidak berbentuk buku, juga tidak berbentuk e-book. Tapi kitab ini adalah wujud kepekaan nenek moyang kita terhadap alam. Dan kitab ini berbentuk alam itu sendiri.

Orang jaman dahulu menjelaskan ilmu pengetahuan melalui fenomena dan bentuk alam. Orang dahulu meyakini bahwa buku dan kamus terlengkap itu ada di perpustakaan alam. Mungkin ini juga yang mendasari metode lisan lebih sering digunakan oleh nenek moyang kita untuk menjelaskan esensi kehidupan, daripada metode tertulis ( buku). karena buku itu sudah berada di alam, dan yang harus dilatih adalah kepekaan akan pembacaan alam.

Salah satu contoh kepekaan dan teori pembacaan alam ini terdapat dalam konsep nogo Dino itu sendiri. Pon disimbolkan dengan unsur angin dan letak Pon berada di barat Yogyakarta, Kulon Progo. Wage disimbolkan dengan unsur api, letak Wage berada di utara yaitu gunung Merapi. Kliwon disimbolkan dengan unsure yang tak berbentuk ( sukma/ jiwa manusia) letak dari kliwon berada di Keraton Yogyakarta. Legi disimbolkan dengan unsur Tanah letak Legi berarada di timur yaitu Wonosari. Dan yang terakhir pahing disimbolkan dengan unsur Air, Pahing terletak di selatan Yogyakarta yaitu Parang Tritis.

Masyarakat Jawa menggunakan konsep nogo dino ini juga untuk menentukan hari untuk berjualan. Serta digunakan juga dalam kalender. Untuk menentukan kelahiran seseorang ke dunia ini. Percaya atau tidak, orang yang lahir pada hari pasaran pon memiliki sifat seperti angin, lalu orang yang lahir pada hari wage memiliki sifat seperti api, kliwon memiliki sifat semua unsur legi memiliki sifat tanah dan pahing memiliki sifat seperti air.

Dalam konsep dasar orang jawa dikenal istilah SADULUR PAPAT LIMO PANCER,yaitu 4 saudara, yang kelima (Kliwon) menjadi pusatnya disebut juga INGSUN atau Sukma(jiwa manusia). Dari istilah inilah kami memilih kliwon sebagai tema acara kami. Karena kliwon adalah sebagai penyeimbang semua unsur. Layaknya manusia yang bertugas menyeimbangkan alam raya, anugerah dari yang maha kuasa.

Karena kami sebagai manusia yang bertugas menyeimbangkan alam, sudah layak dan sepantasnya, kami bertugas untuk melestarikan alam. Salah satunya dengan karya kostume yang kami buat bersama-sama. Bahan utama dari kostum tersebut adalah sampah plastik, yang ditenun dengan menggunakan ATBM ( alat tenun bukan mesin). Yang nantinya diaplikaasikan dalam karya kostum.

Kenapa sampah plastik yang kami gunakan sebagai bahan baku? Ini adalah salah satu bentuk perjuangan kami sebagai anak muda yang melihat kondisi sampah yang semakin tidak terkontrol, dan ironisnya ada bencana yang terjadi akibat menumpuknya sampah, yang akhirnya harus memakan korban. Kami bukan anak muda yang bebas atau secara radikal tidak menggunakan bahan-bahan plastik batre dsb. Kami juga anak-anak muda yang memproduksi sampah. Tapi kesadaran kami mengatakan bahwa kita harus menyeimbangkan antara pembuangan sampah dengan pendayagunaan sampah. 

Keseimbangan antara pembuangan sampah dan pendayagunaan sampah itu nantinya akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap keseimbangan alam. Seperti konsep nogo dino yang sudah dijabarkan diatas tadi. Kalau manusia lalai untuk menyeimbangkannya, maka “buku-buku” yang berada di perpustakaan alam akan musnah dan digantikan dengan “buku” yang baru. “Buku “ alam terbitan baru ini membutuhkan kepekaan yang baru juga dari manusia, kalau manusia tidak dapat membaca buku alam terbitan baru ini maka bukannya tidak mungkin manusia punah dari muka bumi ini.

Sayangnya kepekaan manusia-manusia jaman sekarang diuji dengan kondisi teknologi yang memaksakan diri untuk menjadi refrensi utama dalam kehidupan yang serba cepat dan menghasilkan duit ( Kami jamin, Kami tidak protes dalam hal tersebut, mendapatkan duit dengan cara cepat memang enak). Padahal teknologi yang kita agung-agungkan sekarang berefrensi pada alam. Dan akhrinya teknologi itu sendiri telah menjadi tembok pemisah dengan refrensi utama manusia.

Aplikasi dari bahan plastik menjadi karya kostum, karena kita ingin menunjukkan bahwa sampah bisa dijadikan sesuatu yang berdayaguna dan memiliki nilai estetikanya sendiri. Dibutuhkan kecerdasan yang cukup besar untuk memberdayakan sampah. Itulah kebanggaan yang kami dapatkan dari mengelola sampah. Dan seandainya sampah-sampah ini dapat diberdayakan oeh masyarakat luas. Itu dapat membantu perekonomian masyarakat. Bayangkan saja, produk menarik berbahan sampah. Jelas hal itu sangat menguntungkan, karena sampah plastik, kaca, besi, sendri mudah dicari dan harganya murah.

Lalu kami menggunakan alat tenun sebagai alat perjuangan kami, untuk mencapai cita-cita Indonesia yang bebas sampah. Layaknya seorang pejuang tahun ’45 yang menggunakan bambu runcing. Layaknya Mahatma Gandhi yang menggunakan alat pemintal untuk membebaskan India dari penjajahan Inggris.

Acara ini akan menjadi menarik untuk public, karena acara ini dapat memperluas paradigma masyarakat tentang pemberdayaan sampah, yang dapat dijadikan benda yang bernilai estetis. Workshop daur ulang sampah ini menjadi sarana public untuk saling bertukar pikiran tentang pendayagunaan sampah. Kami berharap semoga masyarakat menjadi peka dan dapat melihat potensi bahan-bahan sampah bisa digunakan sebagai lapangan pekerjaan. Dan bukan hal yang tidak mungkin pemulung bisa jadi seorang wirausahawan yang ampuh karena sampah. Salam dari kami selamat jadi pemulung yang sukses.

Acara ini diselenggarakan oleh HMJ Kriya ISI Yogyakarta, dan acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Bienneal Yogyakarta yang ke-11. Dalam acara nanti akan diikuti oleh 20 orang perfomer, diiringi music yang dimainkan oleh Ambyar Binangun berkolaborasi dengan Lunatica Band. Acara ini akan dibuka oleh Bapak Drs. Andang Suprihadi P, M.Sn selaku Dekan III Fak. Seni Rupa dan Drs Akhmad Zaenuri Selaku Ketua Jurusan Kriya. Penulis catalog Bapak Sudjud Dartanto Selaku Kurator dan dosen pembimbing Pameran.

Acara performance nogo dino kostume akan diselenggarakan pada tanggal 1-2 Desember 2011 di UPT Gallery ISI Yogyakarta jam 10.00 WIB s/d Selesai. Acara Workshop Daur ulang sampah akan diadakan pada tanggal 2-5 Desember 2011 di Studio Tenun jurusan Kriya ISI Yogyakarta jam 10.00 WIB s/d selesai. Tanggal 9-11 Desember 2011 akan diadakan Bazar tempat masih dalam konfirmasi.

Untuk Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi panita di no 085643972343 (Aziz) atau 087833057116 (Rozi). Bisa juga langsung mengunjungi blog kami di perompakhmjkriya-phk.blogspot.com. Terima kasih atas perhatiannya, jika ada salah-salah penulisan kami mohon maaf.

Sabtu, 14 September 2013

Om Ambyar Binangun


Ambyar Binangun untuk dunia!!
UNDANGAN
Pembukaan Pameran Seni Rupa
PLEASE SIR !!

Karya :
Godek Mintorogo, Karte Wardaya, Sentot Widodo, Udin Kuru, Budiyono Yayas, Yaksa Agus, Yusuf Arsyad

Pembukaan : 2 Oktober 2013, 19.30 wib,
Di Buka Olek Bp : Kafi Kurnia

Diana Roemah Pelantjong
Jl. Magelang Km 8.5 Sendang Dadi Mlati Sleman Yogyakarta

Pameran berlangsung 2 - 17 Oktober 2013



ambyar binangun

Minggu, 08 September 2013






Ambyar Binangun dalam Pembukaan Pameral Tunggal 

MAAF : Sorry
karya Yaksa Agus

pada ;

Senin, 19 Agustus 2013
jam 19.08

TeMBI Rumah Budaya
Jl. Parangtritis KM 9,5 Tembi ,Timbulharjo,Sewon ,Bantul
Yogyakarta.

Pameran akan di buka dengan :

Tauziah Budaya : Bp Nasirun
Doa Restu ; Bp. Subroto SM

Hiburan :
ANGGUK RINGKES,
YONO SUIT,
OM. AMBYAR BINANGUN



Vidio AB









Reporter: Joe Jogjanews.com - Bertempat di Balai Mangu Komplek Kepatihan Yogyakarta, Rabu (6/3) sore diselenggarakan peresmian Jogja Fashion Week (JFW) 2013 serta pembukaan besar (grand opening) Jogja Craft Exhibition. Jogja Fashion Week (JFW) 2013 akan menjadi satu windu (delapan tahun) penyelenggaraan Jogja Fashion Week yang pertama kali digelar di Atrium Plaza Ambarrukmo, 30 November-3 Desember 2006. Jogja Fashion Week 2013 akan diselenggarakan di Joga Expo Center (JEC) pada 3-7 Juli 2013. Jogja Fashion Week 2013 akan menyelenggarakan beberapa kegiatan bidang fashion yaitu pameran, peragaan busana, seminar, juga karnaval di jalan (fashion on the street). 


Tema satu windu Jogja Fashion Week adalah “Simfoni Khatulistiwa” dengan tetap mempertahankan komitmen pada visi menjadikan Jogja Fashion Week sebagai pintu gerbang fashion Indonesia. Dengan misi sebagai pekan mode yang merepresentasikan trend etnik sekaligus sebagai ikon budaya nasional guna meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk bangsa. Ketua Panitia peragaan busana Jogja Fashion Week 2013, Afif Syakur menjelaskan, Jogja Fashion Week selalu menjadi event nasional yang menunjukkan bahwa Yogyakarta adalah Indonesia kecil yang menghadirkan produk tradisi etnik dari seluruh Indonesia. “Melalui Jogja Fashion Week Indonesia makin berjaya, Yogyakarta menjadi tempat tumbuhnya kreatifitas,” kata Afif Syakur. Menurut Afif Syakur, Jogja Fashion Week 2013 akan diikuti 150 perancang busana dari Indonesia dimana bagian besarnya adalah perancang busana dari luar Yogyakarta. “ Hanya 25 persen saja desainer dari Jogja yang ikut,” kata Afif Syakur . 

Hal ini menunjukkan Jogja Fashion Week menjadi salah satu pintu masuk produk produk tradisi etnik yang mendukung industri fashion tanah air. Dengan tema “Simfoni Khatulistiwa” ini, Jogja Fashion Week 2013 diharapkan mampu mengangkat kekayaan alam Indonesia, keragaman budaya nusantara sebagai penyangga kekuatan serta perekat dalam persatuan bangsa yang disuarakan sebagai pijakan dasar membangun citra bangsa yang besar dan kuat. Peresmian Jogja Fashion Week 2013 di Balai Mangu diisi dengan peragaan busana yang diciptakan sejumlah perancang Yogyakarta akan menjadi peserta fashion show Jogja Fashion Week 2013 seperti Afif Syakur, Budi Susanto, Riani, Sugeng Waskito serta Phillip Iswardono. - See more at: http://jogjanews.com/jogja-fashion-week-2013-simfoni-khatulistiwa--di-gelar-3-7-juli-2013#sthash.FvOSyAPL.dpuf


Vidio Ambyarpala di Merbabu




AMBYARPALA

Mari bergabung dalam satu time Ambyarpala dengan ketik nama dan alamat serta nomer telpon. 
dan bisa melihat di fb ambyarbinangun@yahoo.com








AMBYARPALA

Mari bergabung dalam satu time Ambyarpala dengan ketik nama dan alamat serta nomer telpon. 
dan bisa melihat di fb ambyarbinangun@yahoo.com




  • AMBYAR BINANGUN METAL COREDUT.


Program ini merupakan pengenalan untuk media informasi atau publikasi kepada masyarakat, mahasiswa, dosen dan para seniman. Dengan dangdut kontemporernya dan yang bikin ketawa yaitu pelaku pemain musik, Biasanya divisi ini perfomace di pembukaan pameran seniman sedang dan luar biasa, atau pun di ivent acara di Yogyakarta.


  • AMBYARPALA


Ambyarpala merupakan program terbaru dari ambyar binangun, kegiatan ambyarpala yaitu ekspedisi gunung di sekitar jawa tengah. divisi ini baru saja diresmikan pada bulan juli 2013 dengan nama ambyarpala.


  • AMBYARTELO CASPO


Ambyartelo caspo dengan nama telo alias ubi batang sangat cukup aneh untuk di dengar orang lain, namun dengan nama itu ada kesejukan dan keindahan para penari yang sedang menarikan kebudayaan di sekitar jawa dan daerah lain. Divisi ini bertugas dalam perfomace tarian, jasa make up, jasa melatih tari, dll. Ambyartelo Caspo dan Ambyarpala di resmikan pada bulan yang sama yaitu bulan Juli 2013.




Ambyar Binangun : merupakan sebuah kelompok seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, seni media rekam kontemporer, seni nyapu, orang biasa, orang luar biasa dan seni lainnya menjadi satu wadah yang unik luar serta dalam, kelompok yang dijuluki AB (Ambyar Binangun). Berbeda dengan komunitas lainnya, Ambyar Binangun secara langsung menyajikan sebuah agenda kegiatan event organizer, perfomance dangdut roksdut, perfomance tari, pameran, workshop seni, proyek, jasa make up, studio band, jathilan, serta seni kontemporer lainnya di Indonesia, komunitas ini terdiri seniman-seniman muda otodidak berbakat hingga perupa papan atas di berbagai asal daerah masing – masing anggota. Komunitas ini bertempat di Sewon, Bantul, Yogyakarta, serta resmi di dirikan pada tahun 2010 bulan april silam dengan karakternya yang khas: ambyar dari penampilan anggota komunitasnya tapi membangun sebuah landasan seni dan budaya art and culture di kota lainnya serta seluruh Negri Indonesia. Ambyar Binangun mempunyai program divisi antara lain : Ambyar Binangun core dut, Ambyarpala, Ambyartelo Caspo dan Ambyar Sound sistem.







1. VISI
Selalu menjadi komunitas yang selalu berkeyakinan kepada ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, dan mengindahkan nilai-nilai Pancasila.
Mempersiapkan anggota agar mampu mengahadapi dunia nyata dalam berorganisasi dan menghadapi maayarakat luas baik dalam negri maupun luar negri.
Menjadi Komunitas yang selalu menginovasikan seni tradisional yang dapat diaplikasikan pada setiap perkembangan jaman dan tantangan dunia.
Membentuk komunitas yang selalu setia terhadap mimpi-mimpi yang memiliki itikat baik, serta selalu ingat untuk membagikan kebahagian bagi anak yatim, tuna wisma dsb.
Menjadi Komunitas yang membentuk standarisasi nasional maupun internasional dalam pengembangan seni tradisional dan juga dalam pembentukan sistem event kesenian.



2. MISI
Memperkenalkan seni kepada masyarakat yang dilandasi dengan landasan seni tradisional dan kontemporer.
Menggunakan seni sebagai wadah intergrasi sosial, sehingga dapat menengahi konflik horizontal yang selalu di-isukan oleh media-media propaganda.
menstimulasi pengalaman-pengalaman hidup dalam mengarahkan kehidupan berorganisasi.



3. TUJUAN
Menjadi komunitas yang Mengedepankan nilai-nilai kemanusian yang berlandaskan pada ajaran Agama.
Menjadi komunitas yang dapat berguna bagi Institusi, Bangsa, dan Negara dalam mengedepankan inovasi berkesenian.
Membentuk komunitas yang dapat disejajarkan dengan organisasi-organisasi yang berstandar nasional maupun internasional.

Rabu, 07 Agustus 2013



Sangat dinantiken kehadiranye, di hari SENIN 19 Agustus 2013, Jam 19.00, di Pembukaan Pameran MAAF... Saksiken dan Mari bergoyang bersama Umpluged Orkes Melayu AMBYAR BINANGUN.... juga Resital Gitar YONO SUIT dengan PECELELEnya

Selasa, 06 Agustus 2013

Jathilan iku tarian tradhisional Jawa sing pemainé utawa panariné migunaaké jaran képang. Tarian iki ana unsur magisé amarga panariné bisa ana sing mendem. Tarian iki digelar kanthi iringan manéka alat musik gamelan kayata: kendhangsaron lan gong. Jeneng tarian iki béda-béda ing sawetara panggonan. Ing tlatah Banyumas diarani 'ebeg', ing sawetara panggonan ingJawa Tengah diarani 'jaran képang'. Tarian jathilan iki bisa madeg dhéwé lan bisa uga arupa gabungan karo tarian liya kayadéné réyog lan barongan. Sadurungé tarian iki biasa diwiwiti nganggo tetabuhan gamelan arupa: kendhang, bendhé lan kecer[1], sarta lawakan utawa dhagelan Penthul (Bancak) lan Tembem (Doyok). Ing sèsi pungkasan kerep ana penari sing nganti ngancik trance (kaya kesurupan).[2] Saliyané kanggo hiburan, tari jathilan uga biasa dianggo prosèsi ritual budaya mistis kayadéné tradhisi tolak bala ing pèrèng Gunung Merapi[3]

Jathilan Panji Banyu Seto


Seni instalasi

Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini.
Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, pooja

Senin, 05 Agustus 2013

PAMERAN KLIWONAN



Jumat, 24 Februari 2012

Pada tanggal 1 Desember, HMJ Kriya sukses menggelar acara pameran yang bertajuk 'Gemerlap di Hari Pasaran Kliwon'. Acara ini merupakan penggabungan pameran visual dan performance art karya tenun limbah plastik. Dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi Kriya ISI, tarian teatrikal yang menceritakan arti Pasaran Kliwon ini sukses menarik perhatian para pengunjung pameran. Selain menikmati karya indah berupa fashion tenun limbah plastik yang langsung dipakai oleh para performers, para pengunjung yang terdiri dari kalangan mahasiswa ISI dan dosen serta penikmat seni juga dapat menikmati hasil fotografi saat acara Jogja Fashion Week. 

Acara dimulai pada pukul 10 pagi dan dibuka oleh Pembantu Dekan III FSR ISI Yogyakarta, Bp. Andang Suprihadi P, M.S. Begitu acara dibuka, langsung terdengar tetabuhan suara musik yang mengiringi tarian teatrikal fashion tenun Kliwonan. Di tengah aula, terdapat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang dipraktekkan oleh seorang mahasiswi. Dengan penuh semangat, para performer yang terbagi menjadi Kliwonan dan para prajurit ini menari selama empat jam penuh tanpa henti. Hal ini sangat menarik karena tentu saja performance ini sangat menyita energi. Namun, karena semangat mereka untuk memamerkan karya fashion tenun limbah yang sangat tidak biasa ini, acara ini dapat sukses.

penenun ATBM
formasi 5 Pasaran Kliwon

para prajurit


sukses setelah performance art

Walaupun terdapat beberapa kekurangan dan hal-hal yang tidak sesuai harapan, namun kami telah melakukan dengan penuh semangat dan semaksimal mungkin.Nilai kebersamaandan semangat berkesenian adalah hal penting yang dapat kami ambil dalam acara ini.  Dengan beberapa kekurangan tersebut, semoga untuk acara kami selanjutnya dapat lebih sukses.Terimakasih atas segala bantuan, doa, semangat dan kerjasama dari berbagai pihak hingga dapat terselenggaranya acara ini. 

Salam budaya !